RINGKASAN CONTOH SKRIPSI TENTANG LALU LINTAS

KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL JALAN SIMPANG PLAZA TUGU KABUPATEN PURWOREJO 

OLEH 

IRWANTO NIM. 112510030




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 
2016


METODE PENELITIAN

Tempat danWaktuPenelitian
  • Tempat Penelitian ini akan dilakukan di simpang jalan Plaza Tugu di Kabupaten Purworejo yang merupakan pertemuan dari ruas jalan Raya Magelang dari arah Utara ke Selatan jalan Jenderal A. Yani yang 30 termasuk jalan arteri, ruas jalan Veteran dari arah Barat yang termasuk jalan kolektor dan ruas jalan Baledono dari arah Timur yang termasuk jalan lingkungan. Setelah dilakukannya survei pendahuluan, direncanakan waktu penelitian akan diambil tiga hari dalam kurun waktu satu minggu yaitu pada hari senin, kamis, sabtu dan dilakukan pada jam puncak yaitu untuk pagi pukul 07.00-08.00 WIB, siang pukul 13.00-14.00 WIB, dan sore pukul 16.00- 17.00 WIB. Tempat lokasi penelitian simpang tak berinyal simpang jalan Plaza Tugu pada Gambar 2. Gambar 2. Lokasi Penelitian Simpang Plaza Tugu Purworejo 30 termasuk jalan arteri, ruas jalan Veteran dari arah Barat yang termasuk jalan kolektor dan ruas jalan Baledono dari arah Timur yang termasuk jalan lingkungan. Setelah dilakukannya survei pendahuluan, direncanakan waktu penelitian akan diambil tiga hari dalam kurun waktu satu minggu yaitu pada hari senin, kamis, sabtu dan dilakukan pada jam puncak yaitu untuk pagi pukul 07.00-08.00 WIB, siang pukul 13.00-14.00 WIB, dan sore pukul 16.00- 17.00 WIB. Tempat lokasi penelitian simpang tak berinyal simpang jalan Plaza Tugu pada Gambar 2. Gambar 2. Lokasi Penelitian Simpang Plaza Tugu Purworejo 30 termasuk jalan arteri, ruas jalan Veteran dari arah Barat yang termasuk jalan kolektor dan ruas jalan Baledono dari arah Timur yang termasuk jalan lingkungan. Setelah dilakukannya survei pendahuluan, direncanakan waktu penelitian akan diambil tiga hari dalam kurun waktu satu minggu yaitu pada hari senin, kamis, sabtu dan dilakukan pada jam puncak yaitu untuk pagi pukul 07.00-08.00 WIB, siang pukul 13.00-14.00 WIB, dan sore pukul 16.00- 17.00 WIB. Tempat lokasi penelitian simpang tak berinyal simpang jalan Plaza Tugu

Pengumpulan Data
  • Untuk teknik pengumpulan data diperlukan data Primer dan data sekunder, diantaranya sebagai berikut ini. 
    1. Data Primer
    Pengumpulan data primer yaitu data yang diambil langsung dari lapangan diantaranya kondisi geometrik, kondisi lingkungan, hambatan samping, jenis kendaraan, dan volume arus lalu lintas. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan di lapangan untuk menganalisa diantaranya sebagai berikut.
    a. Volume lalu lintas
    b. Kapasitas Simpang
    c. Derajat Kejenuhan
    d. Tundaan
    e. Peluang Antrian
    2. Data Sekunder
    Data sekunder diantaranya data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Purworejo untuk mengetahui jumlah penduduk dan untuk menentukan ukuran kota. 

InstrumenPenelitian
Analisis Data
BaganAlirPenelitian



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

bersinyal simpang Plaza Tugu bahwa faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan dan hambatan samping (FRSU) berada pada kelas hambatan tinggi dengan nilai 0,93 karena disebabkan simpang Plaza Tugu Purworejo merupakan kawasan pertokoan dan kios-kios yang menjadi tempat transaksi jual beli. Hal tersebut banyak angkutan umum yang menaikan dan menurunkan penumpang serta tidak ada rambu larangan parkir yang menjadikan banyak kendaraan yang berparkir di area pendekat, hal ini sangat mengganggu arus lalu lintas yang masuk dan keluar simpang dan tentu mengurangi nilai kapasitas. Arus lalu lintas yang masuk ke simpang dari jalan minor atau Jl. Veteran dan Jl. Baledono sebagian besar berbelok atau merubah arah ke jalan utama atau Jl. Raya Magelang dan Jl. Jenderal A. Yani. Hal ini akan menjadikan tundaan lalu lintas akibat perubahan kecepatan dan akibat faktor berbelok menjadi lebih lama, dengan ini maka perlu dilakukan alternatif dengan peralihan lalu lintas untuk lebih mengoptimalkan kinerja simpang tersebut terhadap tundaan 48 simpang, sehingga pengendara tidak banyak kehilangan waktu akibat dengan adanya simpang.
Berdasarkan kinerja Simpang Plaza Tugu yang ditabelkan pada tabel 13. maka diperoleh hasil perhitungan penelitian dan seperti berikut.
a. Kapasitas sebenarnya (C) 
Kapasitas simpang Plaza Tugu Purworejo dengan tipe simpang 422 yang kapasitas sebenarnya 3370,9 smp/jam yang berarti telah 61 melebihi kapasitas dasarnya 2900 smp/jam. Maka pelayanan simpang tersebut dapat dikatakan baik.

b. Derajat Kejenuhan (DS) 
Dengan nilai Derajat Kejenuhan 0,525 atau kurang dari 0,75 (DS<0,75). Berdasarkan pedoman MKJI 1997 maka termasuk kondisi sedang karena kurang dari 0,75 (><0,75).

c. Tundaan (D)
  1. Tundaan lalu lintas simpang (DT1) Tundaan akibat interaksi lalu lintas dengan gerakan lainya pada simpang tersebut dengan nilai (DT1) sebesar 9,26 det/smp atau kurang dari nilai maksimum 15 det/smp, maka berdasarkan pedoman MKJI 1997 tundaan lalu lintas simpang dalam kondisi stabil. 
  2. Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA) Tundaan akibat adanya simpang pada jalan utama (DTMA) sebesar 6,77 det/smp atau kurang dari nilai maksimum 15 det/smp, maka berdasarkan pedoman MKJI 1997 termasuk tundaan lalu lintas jalan utama dalam kodisi stabil. 
  3. Tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI) Tundaan akibat adanya simpang pada jalan minor (DTMI) sebesar 10,76 det/smp atau kurang dari nilai maksimum 15 det/smp, maka berdasarkan pedoman MKJI 1997 termasuk tundaan lalu lintas jalan minor dalam kondisi stabil. 62 
  4. Tundaan geometrik simpang (DG) Tundaan geometrik simpang akibat perlambatan kecepatan dan percepatan saat membelok pada simpang tersebut (DG) sebesar 6,04 det/smp atau kurang dari nilai maksimum 15 det/smp, maka berdasarkan pedoman MKJI 1997 tundaan geometrik simpang dalam kondisi stabil. 
  5. Tundaan simpang (D) Tundaan simpang diartikan bahwa tundaan lalu lintas simpang ditambah tundaan geometrik simpang (D=DT1+DG), maka diperoleh nilai tundaan simpangnya (D) sebesar 15,3 det/smp. Maka tundaan simpang ini melebihi dari nilai maksimum yaitu 15 det/smp, berdasarkan pedoman MKJI 1997 tundaaan simpang ini masuk dalam kondisi tidak stabil. Maka untuk menstabilkan atu menurunkan nilai tundaan simpang dapat dilakukan dengan rekayasa lalu lintas dengan pengalihan arus lalu lintas.  
  6. Peluang Antrian (QP%) Peluang antrian pada simpang Plaza Tugu dengan nilai 12%- 26,4% termasuk dalam kondisi sedang dan stabil karena mempunyai hubungan empiris dengan Derajat Kejenuhan pada simpang tersebut juga kondisinya sedang dan stabil. Semakin tinggi nilai Derajat Kejenuhannya maka semakin tinggi juga peluang antriannya. 63 Berdasarkan hasil perhitungan alternatif yang ditabelkan pada tabel 13. Maka untuk mempertahankan kinerja simpang dengan perbaikan kecil pada geometrik, peralihan lalu lintas dan hambatan samping. 
Maka simpang Plaza Tugu mempunyai nilai perubahan dari hasil perhitungan penelitian menjadi hasil alternatif seperti berikut ini. 
  • Kapasitasnya sebenarnya meningkat dari 3370,9 smp/jam menjadi 3458,2 smp/jam dari perhitungan penelitian. 
  • Derajat Kejenuhan (DS) menurun dari 0,525 menjadi 0,512 atau tetap dalam kondisi sedang dari perhitungan penelitian. 
  • Tundaan (D). 
  1.  Tundaan lalu lintas simpang (DT1) menurun dari 9,26 det/smp menjadi 9,232 det/smp atau lebih stabil dari perhitungan penelitian. 
  2. Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA) dianggap tetap yaitu 6,77 det/smp. Karena dengan perubahan geometrik dan turunnya kelas hambatan samping tidak mempengaruhi nilai tundaan jalan utama. Kondisi tetap dengan perhitungan penelitian dan tetap dalam kondisi stabil . 
  3. Tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI) menurun dari 10,76 det/smp menjadi 10,71 det/smp atau kondisi lebih stabil dari perhitungan penelitian. 64 
  4.  Tundaan geometrik simpang (DG) menurun dari 6,04 det/smp menjadi 5,735 det/smp atau kondisinya lebih stabil dari perhitungan penelitian. 
  5.  Tundaan simpang (D) sebesar 14,97 det/smp, artinya setelah dilakukan rekayasa lalu lintas dan beberapa alternatif lainya dengan dihasilkan nilai tundaan lalu lintas (DT1) dan tundaan geometrik simpang (DG) baru maka tundaan simpang mengalami perubahan yang sebelumnya dalam kondisi tidak stabil 15,3 det/smp menjadi dalam kondisi stabil 14,97 det/smp. d.
d. Peluang Antrian (QP) menurun dari 12%-26% menjadi 11% - 25% maka kondisi lebih stabil atau sedang dari perhitungan penelitian dengan nilai Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,512.>)


Kesimpulan

Setelah dilakukannya perhitungan dan pembahasan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan yaitu pada simpang tak bersinyal simpang Plaza Tugu Purworejo adalah sebagai berikut. 
1. Jumlah volume arus lalu lintas kendaraannya (Qtot) pada jam puncak sebesar 1771 smp/jam atau kurang dari kapasitas simpang sebenarnya sebesar 3370,9 smp/jam. Maka kinerja dari simpang Plaza Tugu masih dalam kinerja yang baik sehingga tetap dioptimalkan. 
2. Dalam penelitian pada simpang tak bersinyal simpang Plaza Tugu Purworejo ini dari hasil perhitungan memiliki nilai Derajat Kejenuhan (DS) <1,00 maka simpang Plaza Tugu ini mempunyai tingkat pelayanan lalu lintas yang memenuhi syarat atau sesuai dengan pedoman Manual Kapasitas jalan Indonesia (MKJI 1997), maka simpang ini belum perlu dipasang lampu lalu lintas atau Traffic Light. 
3. Demi mengoptimalkan Kinerja Simpang Plaza Tugu Purworejo maka dapat digunakan alternatif berikut ini. 
      a. Melebarkan pendekat simpang ruas jalan Baledono menjadi 4,5 m. 
      b. Mengalihakan arus lalu lintas dari Jl. Baledono menuju Jl. Raya Magelang dialihkan melelui                jalan lingkunngan Baledono yang menuju Kolam Renang Arta Tirta. 66 
      c. Memasang rambu dilarang parkir dan berhenti demi menurunkan kelas hambatan samping                  menjadi rendah.
4. Dengan merubah geometrik simpang dan memasang rambu dilarang parkir dan berhenti agar dapat menurunkan kelas hambatan samping ternyata tidak merubah waktu tundaaan lalu lintas pada jalan utama. 

Komentar

Postingan Populer